MESKI pria selalu menilai lawan
jenisnya berdasarkan penampilan fisiknya seperti lekuk tubuh, warna kulit, gaya rambut, fashion, dsb, ternyata mereka tetap memiliki cara
pandang yang berbeda mengenai wanita seksi. Banyak pria mengaku, wanita dianggap seksi bukan
hanya berdasarkan penampilan fisiknya saja.
Rekan-rekan mungkin pernah
mendengar istilah ‘wanita kutu buku’ yaitu wanita pintar dengan IQ tinggi yang
identik dengan kacamata tebal, model rambut yang jadul, pakaian longgar, yang
menggambarkan sosok seseorang kutu buku yang sehari-hari menghabiskan waktu di
perpustakaan, seolah-olah dia tak perlu berteman, bersosialisasi, atau
bergerombol dan membuat genk dengan teman-teman di dunia luar. Sebenarnya, ‘wanita kutu buku’
tersebut sangat cantik, namun karena tidak memperhatikan penampilan dirinya
dengan rajin ke salon, klinik kecantikan, fitness center, mall, dan sebagainya,
hanya sedikit sekali lelaki yang menganggap mereka cantik dan seksi.
Sobat,
Kecantikan bisa dipoles. Asal punya uang, berbagai perawatan super canggih bisa
diupayakan demi membuat seorang perempuan menjadi cantik. Tapi butuh usaha luar
biasa sulit untuk membangun kepintaran dan kemampuan untuk membawa diri. Lagi pula,
bukankah kecantikan itu sifatnya sementara?
Semua perempuan, sekaya atau
sehebat apapun mereka, tetap tidak bisa melawan kodrat alam. Mereka akan
menjadi tua, keriput, jelek. Meskipun dengan kecanggihan teknologi sekarang
ini, banyak perempuan yang tetap tampil cantik meski sudah tua, tapi tetap
saja, mereka tidak bisa menyembunyikan tanda-tanda penuaan mereka.
Lalu
ketika semua kecantikan itu perlahan terenggut secara paksa, apa lagi yang bisa
membuat perempuan tetap menarik? Kepintaran, Itulah jawabannya. Smart Girl is Sexy. Karena
kepintaran mampu melahirkan kecantikan secara alamiah. Karena pada dasarnya
semua perempuan itu cantik, tergantung dari mana orang lain melihatnya.
Setidaknya
ada 3 alasan mengapa lelaki menganggap wanita pintar itu seksi. Seperti yang saya dikutip
dari ghaziartindo adalah sebagai
berikut :
Yang pertama, manusia hidup ini selalu
berada dalam beberapa kecenderungan. Kecenderungan seksual (biologis),
kecenderungan sosial (sosiologis), kecenderungan intelektual, kecenderungan
spiritual, dan kecenderungan material.
Jadi dorongan seksual (syahwat) yang
terdetik saat melihat wanita seksi secara fisik akan sangat berbahaya bila
dijadikan pegangan utama dalam menjadikan wanita sebagai pasangan hidup. Sebab
dorongan syahwat itu adalah semu, senantiasa berubah, dan akan terus mengarah
untuk mencari yang baru. Dengan kata lain, saya ingin mengatakan bahwa tingkat
kepuasan syahwati itu tidak ada. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa dengan
semakin bertambahnya usia, dorongan syahwati itu akan berkurang.
Sebaliknya,
saya berani menjamin bahwa dengan semakin bertambahnya usia, kualitas keseksian
tubuh wanita itu akan berkurang. Akibatnya, tentu saja si syahwat ini akan
mengarahkan laki-laki tua "korbannya" untuk tidak segan-segan melirik
daun-daun muda yang masih segar dan padat itu.
Yang kedua, meskipun laki-laki adalah mahluk
yang sangat visual, saya percaya bahwa fungsi dan kodratnya sebagai pemimpin
"memaksanya" untuk lebih memperhatikan aspek intelektualitas
ketimbang kecantikan fisik wanita. Bahasa sederhananya tercermin dalam ucapan
bahwa kaum laki-laki lebih mengedepankan logika (akal), sementara wanita lebih
mengikuti perasaan.
Nyatanya, dalam kehidupan ini durasi yang umumnya di pakai
manusia dalam memenuhi "panggilan seksualnya" hanya sekitar 5-15
menit (kalo di bawah 5 menit ya EDI alias ejakulasi dini, haha). Sementara
akumulasi penggunaan logika tentu seumur hidup harus terus digunakan.
Pertanyaannya, maukah para pria mengorbankan separuh dari hidup ini untuk 5
menit kenikmatan yang pasti akan didapatkan dari wanita manapun di dunia ini?
Kalau saya gak siap deh. Hhe
Yang ketiga, tentu satu hal yang
harus kita tanamkan dalam-dalam adalah bahwa kepuasan seksual adalah
"bonus" dan sama sekali bukan "tujuan". Tujuan sejati dari
hubungan seksual itu adalah melestarikan jenis manusia, memiliki keturunan yang
kelak akan mewarisi tugas untuk mengelola bumi sebagai wakil-Nya. Yang paling
baik adalah menyiapkan generasi unggulan, tentu saja ini buah dari pria dan
wanita unggulan pula.
Ada
satu cerita menarik tentang Socrates, seorang filosof Yunani yang dapat mewakili poin ke tiga ini.
Suatu ketika, Socrates ditanya oleh
murid-muridnya; "Wahai guru, wanita manakah yang akan anda pilih menjadi
istrimu; yang cantik tapi bodoh, atau yang tidak cantik tapi pintar?" Socrates
menjawab, "Yang tidak cantik tapi pintar".
Mendengar itu, sebagian
murid-muridnya berkata, "Guru, bukankah lebih baik anda pilih wanita
cantik itu. Sehingga saat anda memiliki anak, anakmu akan berwajah elok seperti
ibunya dan berotak brilian seperti anda ayahnya".
Socrates
lantas menjawab. "Mungkin yang kalian katakan itu benar. Tapi yang aku
khawatirkan adalah anakku akan mewarisi wajahku dan otak seperti ibunya".
(Note: Perlu diketahui bahwa Socrates itu sekalipun
cerdas luar biasa, tapi tidak tampan (ane mau nulis "jelek" tapi ga
tega, hhe).
Maka
dari itu, sekalipun saya bukan penganut aliran filosofi Socrates, saya setuju
dengan pola pikirnya dalam masalah ini. Adalah hal mudah bagi saya memalingkan
wajah dari wanita yang seksi luar biasa, tapi secara jujur sulit untuk
melepaskan perhatian saat melihat ada wanita yang cerdas di depan mata.
Demikianlah sobat, sedikit penjelasan tentang Wanita Smart itu seksi. Sebenarnya masih banyak lagi alasan lainnya dari berbagai sudut pandang. Tapi menurut hemat saya, ini sudah cukup mewakili dan tinggal sahabat tambahkan sendiri selebihnya.
Terima Kasih telah berkunjung, selamat berkarya untuk Bangsa.