Mau jadi apa setelah kuliah?
Pertanyaan yang terus menghantui perasaan saya dan
saya yakin beberapa kawan saya merasakan hal yang sama dengan saya. Yups, saat
SMK/SMK kita merasa optimis bahwa dengan kuliah semua akan terasa terbuka lebar
tentang masa depan. Dengan kuliah semuanya akan terbuka lebar tentang sebuah
profesi yang kita dambakan, tentunya sesuai dengan program studi yang kita
jalani. Salah memilih jurusan memang menjadi masalah
jika kita mencita-citakan suatu masa depan tertentu. Contohnya bagaimana gampang seorang lulusan fakultas sastra menjadi seorang teknisi di perusahaan tambang, dan sebagainya.
jika kita mencita-citakan suatu masa depan tertentu. Contohnya bagaimana gampang seorang lulusan fakultas sastra menjadi seorang teknisi di perusahaan tambang, dan sebagainya.
Kuliah memang menjadi pilihan untuk masa depan yang
lebih baik. Dengan kuliah kita bisa membuka wawasan dan pengetahuan yang luas.
Kuliah merupakan ibadah jika diniati dengan baik, karena merupakan cara untuk
menuntut ilmu. Menuntut ilmu merupakan anjuran dari Nabi Muhammad SAW. Karena orang berilmu akan kedudukannya akan
lebih dimuliakan apabila dapat mengaplikasikan dengan baik ilmu yang
dimilikinya.
Permintaan lulusan D3 atau sarjana yang merupakan
output dari dunia perkuliahan saat ini memang sudah sangat banyak ditemukan.
Beberapa perusahaan atau lembaga sudah banyak yang menginginkan karyawannya
memiliki kualifikasi pendidikan D3 dan sarjana. Misalnya saja profesi guru di
sekolah menengah pertama yang sudah mulai menerapkan minimal sarjana pendidikan
untuk mengajar. Ini bukan menganggap rendah lulusan SLTA atau dibawahnya, tapi
memang begitulah kenyataan dilapangan kerja bahwa banyak perusahaan atau
lembaga meminta kualifikasi pendidikan dari lulusan perguruan tinggi. Akibatnya
banyak yang merasa sakit hati akan kebijakan ini, dan menambah daftar panjang
pengangguran di negeri ini.
Hal ini merupakan sebuah tuntutan dan realita yang
terjadi dikehidupan nyata. Kemajuan yang pesat dibidang IPTEK dan munculnya
kesadaran akan pentingnya pendidikanlah yang merubah pemikiran masyarakat
secara global. Berbagai upaya meningkatkan taraf pendidikan dilakukan, dari
mulai wajib belajar 9 tahun, kemudian digagas lagi menjadi wajib belajar 12
tahun dan yang terbaru ada wacana wajib belajar sampai Sarjana. Selain itu,
pemerintah sedang gencar-gencarnya memberikan beasisawa diikuti pihak swasta,
dan menjamur pula pendirian perguruan tinggi swasta.
Namun, dibalik realita diatas, masih banyak cara yang
bisa dilakukan anak bangsa bagi mereka yang belum memiliki kesempatan kuliah.
Ada beberapa alternatif sebagai penggantinya seperti mengikuti kursus, mengasah
keterampilan dan berwirausaha. Pemerintah pun menganjurkan untuk kursus dan
memiliki keahlian. Karena dengan memiliki keahlian kita tidak akan terlalu galau dengan masa depan. Contohnya
mereka yang memilih mengasah keterampilannya adalah Bob Sadino, sang pengusaha
dibidang pertanian. Beliau sukses bukan denngan cara yang instan, tapi dengan terus
mengasah keterampilannya dan mempelajari strategi bisnis, sehingga wirausahanya
menjadi besar dan dapat membantu mengurangi pengangguran.
Bagi yang setamat SLTA kemudian bekerja, selipkanlah
dalam hati niatan untuk kuliah. Bekerja sambil kuliah menyenangkan lho. Justru perilaku ini merupakan
contoh pribadi yang mandiri karena mengurangi beban orang tua. Sekarang banyak
perguruan tinggi yang menawarkan kuliah kelas karyawan dan keadaan ini bisa
dimanfaatkan dengan baik. Apabila kita diposisi ini, ubahlah prioritas menjadi
kuliah sambil bekerja. Dengan kuliah kita bisa mendapatkan promosi jabatan,
meningkatkan kualitas kerja, dan menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan taraf
pendidikan sehingga kesejahteraan hidup dapat diwujudkan.